Di bawah ini kami mencoba membandingkan rangka atap yang sering dipasang di rumah-rumah atau konstruksi bangunan yang ada di lapangan. Kami membandingkan rangka atap kayu, rangka atap baja ringan dan rangka atap baja konvensional.
Rangka atap kayu borneo/meranti :
- Pada awalnya kayu lebih murah berkisar Rp.100.000,-/m2
- Pemasangan memerlukan waktu yang sedang
- Tidak tahan rayap/kumbang
- Tidak bisa untuk bentang yang besar
- Beban struktur tingkat sedang
- Perlu perawatan dalam jangka waktu tertentu
- Untuk keperluaan ramah lingkungan kurang mendukung sebab penebangan hutan bisa merusak lingkungan
- Pada umur yang sama kira-kira 15 tahun jadi lebih mahal sebab ada biaya perawatan penggantian sebagian material kayu, sehingga biaya atap kayu menjadi dua kali biaya awal. Rangka atap baja ringan
- Biaya terpasang atap baja ringan termasuk kelas menengah mulai Rp.125.000,-/m2
- Pemasangan atap baja ringan sangat cepat dibandingkan atap yang lain
- Tahan terhadap rayap/kumbang
- Bentang bebas bisa sampai 16 m'
- Beban struktur baja ringan lebih ringan jadi untuk beban struktur dibawahnya dapat lebih hemat
- Tidak perlu perawatan sebab baja ringan sudah tahan karat
- Lebih ramah lingkungan sebab bahan baku baja ringan tidak merusak hutan
- Pada umur kira-kira 15 tahun atap baja ringan dibanding kayu jadi lebih murah sebab tidak ada penggantian rangka atap Rangka atap baja Konvensional
- Biaya terpasang paling mahal dibandingkan dengan rangka atap yang lain
- Tahan rayap/kumbang
- Bentang bebas dapat sampai jarak yang lebih jauh. Untuk konstruksi pabrik lebih cocok dipakai rangka atap ini.
- Beban struktur lebih berat dibandingkan dengan rangka atap yang lain
- Perlu perawatan sebab baja ini bisa timbul karat, jangka waktu tertentu diperlukan pengecatan ulang agar tidak terjadi karat
- Bahan baku berasal dari biji besi jadi tidak merusak hutan
- Sampai umur 15 tahun bahan baku atap baja konvensional ini tetap paling mahal dibandingkan dengan bahan atap kayu ataupun atap baja ringan
tanks gan buat informasinya, saya semakin membaca artikel ini semakin saya tau betapa banyaknya hal yang belum saya ketahui...
BalasHapus