Contoh Rumah Gaya Klasik Victoria
Contoh rumah gaya sebuah karya arsitektur adalah bagian dari tren. Setiap orang boleh mempunyai selera akan gaya tetapi tidak setiap gaya harus menjadi bagian hidup seseorang. Karena itu setiap gaya dalam bidang arsitektur bisa tetap langgeng dan pasti selalu ada penggemarnya. Demikian juga sebuah karya yang akan di bahas ini, boleh dikatakan spesifik dan cukup langka ditengah era minimalis dan tropis modern, yaitu gaya klasik victorian yang elok dan nyaman.Hunian yang berlokasi di kawasan Pondok Kelapa. Jakarta Timur ini merupakan kediaman keluarga H. Sudirman M.R. yang dirancang oleh arsitek Darwandi dan desainer interior Dyah Retnowati dari tim konsultan Cipta Selaras.
Sebagai anggota keluarga besar yang sering mengadakan pertemuan di hunian ini H.Sudirman M.R. ingin membangun rumah tinggal yang luas meskipun lahannya hanya berukuran 600 m2. Pemilik memang menyukai hunian bergaya klasik yang mewah sekaligus yang mengekspresikan kemapanan, gaya hidup dan apresiasi seni pemilik yang dikombinasikan dengan sentuhan ornamen tradisional yang eksotik.
Untuk mengekspresikan hal tersebut arsitek berupaya menerapkan prinsip arsitektur klasik Eropa khususnya yang bernuansa kolonial yang Mass dikenal sebagai contoh rumah gaya Victorian. Hal ini terlihat dari pemakaian elemen bangunan yang khas seperti pintu-pintu yang tinggi dan jendela dengan daun dobel yaitu daun jendela luar berupa krepyak sedangkan daun jendela dalamnya dilengkapi kaca.
Massa bangunan juga dirancang simetris dan memperlihatkan hierarki ruang di antaranya bagian muka dilengkapi oleh dua buah pintu untuk akses keluar masuk dan portico di tengahnya untuk drop off dari kendaraan. Di samping itu, sosok bangunan memperlihatkan sistem perimbangan yang tepat seperti lantai dasar sebagai bagian kaki, lantai atas sebagai badannya dan atap sebagai kepala bangunan.
Khusus bagian atap, diterapkan bentuk atap khas gaya klasik Victorian Italianate (sebuah periode dalam perkembangan rumah Victorian Style), berupa atap curam dengan bagian puncaknya seakan-akan terpancung, dan dihiasi dengan jendela-jendela yang menonjol keluar dari bidang atap curam tersebut.
Arsitek juga mengadop elemen lain khas Victori-Italianate berupa cupola, yakni bagian bangunan yang muncul di antara susunan atap/massa bangunan yang menjulang ke atap mirip menara. Pada bangunan ini cupola tersebut denahnya berbentuk segi-6 dengan jendela-jendela keliling dan atapnya berbentuk kubah.
Cupola ini di samping berperan sebagai point of view juga bertungsi sebagai sumber pencahayaan alami bagi ruang dapur yang berada tepat di bawah kubah di lantai dasar. Bentuk cupola kubah seperti ini sering kita jumpai pada bangunan-bangunan kolonial di Indonesia, misalnya museum Fatahillah, gedung Bank Indonesia Cabang Solo, dan gedung Lawang Sewu.
Elemen lainnya khas gaya klasik Victorian juga berupa profil dekoratif yang menghias dinding, jendela dan pagar rumah. Pemakaian material besi ulir dengan motif stilasi melengkung pada pagar di balkon dan tangga dalam serta finishing duco warna off white pada setiap penggunaan kayu semakin menegaskan suasana gaya klasik di rumah ini.
Selain itu, beberapa elemen bangunan tropis diterapkan untuk mengantisipasi perubahan iklim tropis lingkungan. Contohnya teritis dan overstek dibuat lebih lebar dari pakem bangunan gaya klasik pada umumnya. Jendela yang lebar dan platon yang tinggi juga berhasil mengoptimalkan sirkulasi udara dan masuknya cahaya alami ke dalam rumah sehingga ruang dalamnya terasa nyaman. Pemakaian material alami seperti batu kali yang melapisi lantai pintu masuk dan tanaman di halaman muka juga memberikan sentuhan alami yang menyegarkan.
Untuk penataan di dalam rumah, arsitek dan desainer interior berupaya menciptakan kesan lapang dan impresif terutama di sekitar pintu masuk utama yang merupakan area menerima tamu. Oleh karena itu, dirancang foyer yang menyatu dengan tangga di bagian muka rumah dan area tersebut dirancang dengan void dua lantai dan plafon setinggi 6 m.
Tidak hanya itu, tangga dan dinding juga didesain berbentuk separuh lingkaran dan plafonnya dihias dengan lis profil yang disusun menyerupai sarang lebah sehingga menjadi eye catcher di area ini. Selanjutnya ruangan tamu ditempatkan di sebelah foyer dan terdapat bidang partisi yang menyekat antara foyer dan area dalam rumah sehingga privasi penghuni tetap terjaga.
Masuk ke bagian dalam, akan kita temukan ruangan keluarga yang dirancang langsung menghadap ke ruangan makan dan teras belakang sehingga dapat menampung aktivitas saat ada acara bersama.
Living area ini hanya disekat oleh jendela kaca lebar sehingga memiliki pemandangan lepas ke arah kolam renang di halaman belakang. Kamar tidur dan kamar mandi utama ditempatkan dl lantai dasar dengan jendela lebar ke arah halaman belakang sedangkan area servis dan garasi berada di sisi lain dari kaveling hunian. Di lantai atas, arsitek membuat sebuah ruang hobi yang dikelilingi oleh dua buah kamar tidur anak dan sebuah gazebo di balkon belakang yang menjadi tempat favorit untuk bersantai di sore hari.
Dalam menata ruangan dalam, desainer menerapkan interior bergaya klasik Amerika yang ornamen dekoratifnya lebih sederhana dibandingkan dengan gaya klasik Eropa. Interior hunian ini juga didominasi oleh komposisi warna cokelat dan off white monokromatik yang menghadirkan suasana hangat dan homey yang didukung dengan tata pencahayaan (lighting) yang baik.
Dengan mengacu pada prinsip interior gaya klasik, desainer memadu padankan motif floral dengan motif garis-garis seperti terlihat pada pemakaian wallpaper dan soft furnishing di hunian. Pada furniturnya, terlihat ciri khas gaya klasik pada bentuk melengkung dan sentuhan warna emas yang dapat memberikan kesan mewah dan menarik. Sebagian besar furnitur diberi finishing duco dan dilengkapi oleh jok yang dilapisi oleh pelapis lembut.
Dengan demikian, furnitur ditata bukan sekadar memenuhi fungsi saja tetapi juga berfungsi sebagai benda seni (art work) yang dipadukan dengan aksesori interior lainnya seperti karpet, gorden dan lampu. Benda seni koleksi pemilik juga memainkan peranan penting dalam menciptakan “jiwa” hunian dan menegaskan kepribadian pemiliknya. Secara keseluruhan hasil kerja sama yang harmonis antara pemilik, arsitek dan desainer interior ini dapat mewujudkan sebuah hunian idaman.
Keterangan Gambar:
Gb. 1 Interior hunian didominasi oleh komposisi warna cokelat dan off white monokromatik yang menghadirkan suasana hangat dan homey seperti yang terlihat pada ruang tamu.
Gb. 2 Bagian muka rumah dilengkapi oleh portico di tengahnya untuk drop off dan kendaraan dan elemen dekoratif khas contoh rumah gaya klasik Victorian berupa profil dekoratif yang menghias dinding, jendela dan pagar rumah.
Gb. 3 Pemakaian material besi ulir dengan motif stilasi melengkung pada pagar di balkon semakin menegaskan suasana gaya klasik di rumah ini.
Gb. 4 Masuk ke bagian dalam, akan kita temukan ruangan keluarga yang dirancang langsung menghadap ke ruangan makan dan teras belakang sehingga dapat menampung aktivitas saat ada acara bersama.
Gb. 5 Ciri khas gaya klasik terlihat pada bentuk melengkung dan sentuhan warna emas yang dapat memberikan kesan mewah dan menarik. Sebagian besar furnitur diberi finishing duco seperti terlihat pada ruang makan.
Gb. 6 Dalam menata ruangan dalam, desainer menerapkan interior bergaya klasik Amerika yang ornamen dekoratifnya lebih sederhana dibandingkan dengan gaya klasik Eropa seperti terlihat pada detil pagar tangga dan motif wallpaper-nya.
Gb. 7 Tangga dan dinding juga didesain berbentuk separuh lingkaran dan plafonnya dihias dengan lis profit yang disusun menyerupai sarang lebah sehingga menjadi eye catcher di area ini.
Gb. 8 Karakter khas gaya Victorian terlihat dari pemakaian elemen pintu-pintu yang tinggi dan jendela dengan daun dobel yaitu daun jendela luar berupa krepyak sedangkan daun jendela dalamnya dilengkapi kaca dan teralis dari besi ulir.
Gb. 9 Gazebo yang terletak di balkon belakang menjadi tempat favorit untuk bersantai di sore hari
Tidak ada komentar :
Posting Komentar